PENGAMEN

Ini merupakan cerita di sela-sela kegiatan aku KP di Gresik. Seharian aku dan kedua temanku KP di Petro membuat kami ingin berjalan-jalan menikmati indahnya kota Gresik. Akhirnya kami memutuskan untuk jalan-jalan ke alun-alun kota Gresik. membandingkan dengan alun-alun kota Nganjuk apakah sama. Ternyata ga jaun beda, di Nganjuk alun-alun nya sudah tidak ada pedagang kaki lima. Sedangkan di Gresik alun-alunnya masih ramai dipenuhi oleh pedagang kaki lima, mulai dari penjual bakso, Pentol, es dengan beraneka macam rasa, jagung bakar dengan beraneka macam rasa juga (coba bayangkan jagung bakar rasa stroberry ma cokelat, wuihhh..) dan krupuk upil dengan sambal tepungnya…
pengunjung malam itu juga sangat ramai mulai dari anak-anak, orang tua dan juga para muda mudi. pengamen pun banyak berkeliaran juga para pengemis. di tengah-tengah kami asyik ngobrol ternyata datanglah seorang pengamen. jika pengamen tersebut adalah para pemuda ato ibu-ibu tidak menjadi masalah. karena sebelumnya ada pengamen yang datang mengamen yaitu 2 orang pemuda dengan tampang sangar. pengamen ini adalah pengamen kecil berumur sekitar 3 atau 4 tahun. dengan badan kurus, kulit kecokelatan kotor tak terurus, pakaian lusuh dan gigi kecokelatan. tak lupa dia membawa alat mengamen berupa “ecek-ecek” yang terbuat dari susunan tutup cocacola. Dengan sedikit senyuman, sedikit rengekan dan ada nada memaksa dia meminta uang sebanyak 1000 rupiah
saya pribadi begitu kaget dengan sosok kecil dihadapan saya. gimana tidak dengan umur yang masih begitu kecil, namun dia sudah diajari untuk meminta-minta dengan paksaan lagi. wuihhh… coba bayangkan, apa anda sekalian tidak miris dengan kejadian tersebut. berikut ini cuplikan kami berempat dan gadis kecil pengamen tersebut :
gadis kecil : ‘ mbak…minta uangnya!’
ryan : ‘minta uang berapa ?’
gadis kecil : ’1000…, ayo dunk!!!’
(kami berempat saling berpandangan kaget)
ryan : ‘adek disini sama sapa?’
(gadis kecil itu masih diam, kelihatannya ragu untuk menjawab tapi masih memandang kami)
wiwid : ‘dek, disini sama sapa?’
gadis kecil : ‘sama mbak…’
wiwid : ‘mbak nya dmana?’
gadis kecil : ‘disana low…’ (sambil menunjuk salah satu sudut alun-alun)
ryan : ‘ok, kamu akan aku kasih uang tapi kamu harus kasih tau namamu dulu ya. Nama mu sapa?’
(gadis kecil itu terdiam, ragu untuk menjawab. Namun kami tetap mendesak dia untuk kasih tau namanya sapa)
puti : ‘adek namanya sapa?’
ryan : ‘ayo dek, mau nggak uang katanya minta uang. ga boleh bo’ong lo namanya sapa?’
gadis kecil : ‘putri…’
ryan : ‘bener ne putri?’
gadis kecil : ‘ratu…’
ryan : ‘loh…yang bener dunk putri apa ratu?’
gadis kecil : ‘ratu…!!!’
puti : ‘kalo bo’ong ntar ga dikasih uang loh… namanya putri ato ratu?’
gadis kecil : ‘putri…putri…!!!’
wiwid : ‘bener putri…..’
ryan : ‘putri apa ratu?’
gadis kecil : ‘putri…’
kemudian kami memberinya uang 1000 rupiah namun dalam bentuk uang receh 500an 2 buah. kemudian dia protes. katanya kok gitu uangnya. lalu dia mengeluarkan uang 1000 berbentuk kertas lembaran. katanya uang 1000 tu seperti ini ga kayak yang kami kasih.
kami bener-bener kaget melihatkenyataan ini, anak yang masih begitu kecil namun sudah diajari ngamen dan meminta-minta dengan cara seperti itu. coba anda bayangkan bagaimana jika itu anak anda…. saya dai berpikir apakah anak tersebut masih mempunyai orang tua. Namun kelihatannya tidak, paling anak tersebut diorganisir oleh sekelompok orang yang tidak berperikemanusiaan dengan memanfaatkan anak kecil tersebut untuk mencari uang. sungguh masyarakat kita berada pada kemiskinan moral

 

Leave a comment